Kesatuan Aksi Mahasiswa UNTAG 1945 Surabaya Pro Rakyat
KAMUS PR
Jl. Nginden I/2A Surabaya, (031) 5963728, email: sajap_kiri@yahoo.com
Contact Person : Ketua Umum KAMUS PR, Haki - 088 1320 2672
STATEMENT No : 03/IV/kamus_pr/fp_st/06
USIR FREEPORT DARI BUMI PAPUA
SERTA TOLAK INTERVENSI APARAT BERSENJATA
SEKARANG JUGA !!
FREEPORT adalah perusahaan pertambangan Amerika, bermarkas
di New Orleans. Sebuah korporasi global yang tidak mengenal batas
negara dan memiliki kepentingan mengakumulasikan keuntungan lewat
eksploitasi sumber daya di negara lain. Freeport Sejak tahun 1960an telah
melakukan penggalian tembaga di Irian Jaya (sekarang Papua). Mencuatnya
kembali kasus Freeport setelah pemerintah terus mendesak agar eksploitasi
oleh Freeport dioperasikan kembali. Namun, upaya itu mendapatkan
perlawanan dari rakyat papua yang terus mempertahankan tanahnya dengan
memblokade jalan masuk ke PT Freeport. Perlawanan yang akhirnya berbuntut
tewasnya 3 anggota Brimob dan 1 anggota TNI AU. Yang sebelumnya juga telah
menewaskan warga Timika. Pasukan bersenjata akhirnya melakukan
serangan membabi buta pada mahasiswa UNCEN dan menangkap sekitar 40 orang
mahasiswa.
Cerita klasik penindasan yang diproduksi oleh tata dunia
yang kapitalistik seakan tidak pernah hentinya. Hari ini kita kembali
menyaksikan arogansi kapitalis internasional yang ingin merampok tanah
indonesia lewat Freeport yang melakukan penggalian emas di Papua
mengandung cadangan bijih emas terbesar di dunia sebanyak 2,5 miliar ton.
Sewaktu rezim orde baru eksploitasi oleh Freeport diakomodir penuh. Rezim
yang berhaluan Neoliberalisme telah menghantarkan korporasi raksasa itu
mengacak-acak sendi-sendi ekonomi rakyat. Asumsi modal asing yang masuk
ke Indonesia akan mampu mendorong rakyat sejahtera hanya bualan semata.
Pertama, rakyat tidak pernah mendapatkan apa-apa dari penambangan oleh
Freeport, baik rakyat papua maupun sumbangan terhadap perekonomian
nasional. Antara tahun 1992 hingga 2002, Freeport memproduksi 5,5 juta ton
tembaga, 828 ton perak dan 533 ton emas. Bayangkan berapa triliun
rupiah yang dibawa lari ke luar negeri setiap tahunnya. Tahun 2003
Freeport meraih untung bersih 484 juta dollar Amerika Serikat atau
naik dari tahun 2002 sebesar 398,5 juta dolar AS dan mendapatkan 484 juta
dolar AS di tahun 2001. Namun, menyumbang hanya 1,3 hingga 1,6 persen
bagi devisa negara . Apakah keuntungan yang diraup oleh Freeport
memberikan kesejahteraan rakyat papua khususnya dan indonesia secara umum?
Rakyat papua yang masih bergelimang dalam lumpur kemiskinan dan serta
kemiskinan massal yang di tahun 2005 telah mencapai 60% dari jumlah seluruh
rakyat indonesia adalah bukti bahwa Freeport tidak pernah menyumbang
kesejahteraan rakyat Indonesia. Freeport hanya akan menciptakan rakyat
semakin termarjinalkan secara ekonomi.
Kedua, Freeport telah menyumbang tercemari dan rusaknya lingkungan.
Karena proses ekplorasi dan eksploitasi Freeport berdampak buruk
terhadap ekosistem. Tak hanya kerusakan alam pada tanah Erstberg dan
Grasberg, tapi juga pencemaran lingkungan atas jalur-jalur aliran sungai.
Ekploitasi itu merusak kondisi alam dan tanah yang sebelumnya menurut
kepercayaan suku setempat dipandang sebagai area yang keramat, selain
sebagai daerah sumber kehidupan sehari-hari seperti berburu binatang bagi
keperluan makan. Sehari-hari Freeport memproduksi tidak kurang dari 250
ribu metrik ton bahan tambang, dimana hanya 3% saja yang dipakai.
Sisanya sebanyak 97% yang berbentuk Tailing menjadi sumber limbah yang
merusak. Di tahun 1996 saja ada sekitar 3,2 miliar ton limbah yang bakal
dihasilkan tambang tersebut selama beroperasinya. Dan telah memberikan
pencemaran dan linkungan, baik hutan, danau dan sungai serta kawasan tropis
seluas 11 mil persegi. Di tahun 2004 limbah Freeport mengandung
37.500 miligram seraya sungai memasuki dataran rendah dan 7500
miligram ketika sungai memasuki Laut Arafura. Praktek ini merupakan acaman
terhadap ekosistem.
Ketiga, praktek kekerasan oleh pasukan bersenjata selalu mewarnai
kasus Freeport. Kemelaratan rakyat papua ditambah dengan munculnya
aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan baik itu TNI, Polisi
ataupun sipil yang dipersenjatai. Segala bentuk perlawanan untuk
mempertahankan tanah mereka selalu terselesaikan dengan kekerasan. Peristiwa
tertembaknya warga Timika adalah contoh bahwa hanya dengan jalan
kekerasan perlawanan rakyat mampu teredusir. Tewasnya 4 aparat dijadikan
alasan bagi pemerintah untuk semakin menggebuk perlawanan rakyat. Kita
ingat Orde Baru memakai intervensi militer untuk melindungi berlangsungnya
akumulasi modal oleh Freeport. Pada masa orde baru tercatat sebanyak
sejumlah 2000 personel Kopasus dan Kostrad ditempatkan di wilayah itu di
bawah perintah langsung Presiden Soeharto, dan sebagai imbalannya
Freeport memberikan kompensasi dana 40 juta dolar Amerika. Dalam masa itu
rakyat papua menghadapi merebaknya intimidasi, penganiayaan,
pembunuhan dan penangkapan serta penghilangan warga yang melakukan
protes dengan tuduhan sebagai anggota OPM. Sepanjang dominasi orde baru
sebanyak 36 orang dinyatakan terbunuh. Hari ini komposisi kekuatan TNI
yang diturunkan di Freeport adalah Paskhas 1 SSK, Marinir 1 SSK, TNI AD 1
Batalyon, Korem 1 Unit dan dibantu Kodim Mimika. Sedangkan untuk sipil
yang dipersenjatai (Satpam) berjumlah 630 orang. Anggota Polri yang
ikut meramaikan suasana ada 1 Kompi Brimob, 1 Unit Gegana, dan Polres
Mimika. Pertanyaannya yang muncul kemudian adalah buat apa pasukan
sebanyak itu? Tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menjaga aset dan
kepentingan asing yang ada di Papua khususnya Freeport, militerisme masih
menghantui proses demokratisasi di negeri ini. Rezim masih memilih
pendekatan represif terhadap penyelesaian persoalanpersoalan yang ada di
rakyat.
Kebijakan rezim SBY-Kalla pada persoalan Freeport ternyata
tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dipraktekkan oleh Orde Baru.
Kebijakan yang masih berhaluan Neoliberalisme, kepentingan asing adalah
segala-galanya, menjaga aset-aset mereka menjadi kewajiban pemerintah.
Jika hal itu terus dilakukan maka Kesejahteraan akan semakin menjauh
dari rakyat dan represifitas akan terus mewarnai demokratisasi negeri
ini. Tidak ada jalan lain bagi rezim SBY-Kalla dengan berani memangkas
hubungan dengan kapitalis asing macam Freeport, dan lebih memberdayakan
masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdayanya. Karena selubung kejam
Neoliberalisme akan semakin meruntuhkan sendi-sendi ekonomi, sosial dan
politik rakyat Indonesia. Dan rezim SBY-Kalla harus tegas menentukan
keberpihakan mutlak hanya untuk rakyat!!
Kesatuan Aksi Mahasiswa Untag 1945 Surabaya Pro Rakyat (KAMUS PR)
menyerukan kepada segenap elemen rakyat untuk lantang meneriakkan dan
menuntut;
1. Tutup dan Usir Freeport Dari Bumi Papua
2. Usut tuntas kasus korupsi pertambangan di Indonesia
3. Stop Militerisme dan serukan Demiliterisasi di Papua
4. Tarik TNI dan Polri dari Papua
5. Usut tuntas pelanggaran HAM konflik Freeport
6. Tuntut perusakan dan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh
Freeport
Ayo Lantang Teriakkan
USIR FREEPORT DARI BUMI PAPUA
SERTA TOLAK INTERVENSI APARAT BERSENJATA
SEKARANG JUGA !!!
BANGUN PEMERINTAHAN YANG ADIL DAN SEJAHTERA SECARA EKONOMI SERTA
DEMOKRATIS SECARA SOSIAL POLITIK
HANYA UNTUK RAKYAT !!!
KAMUS PR
Jl. Nginden I/2A Surabaya, (031) 5963728, email: sajap_kiri@yahoo.com
Contact Person : Ketua Umum KAMUS PR, Haki - 088 1320 2672
STATEMENT No : 03/IV/kamus_pr/fp_st/06
USIR FREEPORT DARI BUMI PAPUA
SERTA TOLAK INTERVENSI APARAT BERSENJATA
SEKARANG JUGA !!
FREEPORT adalah perusahaan pertambangan Amerika, bermarkas
di New Orleans. Sebuah korporasi global yang tidak mengenal batas
negara dan memiliki kepentingan mengakumulasikan keuntungan lewat
eksploitasi sumber daya di negara lain. Freeport Sejak tahun 1960an telah
melakukan penggalian tembaga di Irian Jaya (sekarang Papua). Mencuatnya
kembali kasus Freeport setelah pemerintah terus mendesak agar eksploitasi
oleh Freeport dioperasikan kembali. Namun, upaya itu mendapatkan
perlawanan dari rakyat papua yang terus mempertahankan tanahnya dengan
memblokade jalan masuk ke PT Freeport. Perlawanan yang akhirnya berbuntut
tewasnya 3 anggota Brimob dan 1 anggota TNI AU. Yang sebelumnya juga telah
menewaskan warga Timika. Pasukan bersenjata akhirnya melakukan
serangan membabi buta pada mahasiswa UNCEN dan menangkap sekitar 40 orang
mahasiswa.
Cerita klasik penindasan yang diproduksi oleh tata dunia
yang kapitalistik seakan tidak pernah hentinya. Hari ini kita kembali
menyaksikan arogansi kapitalis internasional yang ingin merampok tanah
indonesia lewat Freeport yang melakukan penggalian emas di Papua
mengandung cadangan bijih emas terbesar di dunia sebanyak 2,5 miliar ton.
Sewaktu rezim orde baru eksploitasi oleh Freeport diakomodir penuh. Rezim
yang berhaluan Neoliberalisme telah menghantarkan korporasi raksasa itu
mengacak-acak sendi-sendi ekonomi rakyat. Asumsi modal asing yang masuk
ke Indonesia akan mampu mendorong rakyat sejahtera hanya bualan semata.
Pertama, rakyat tidak pernah mendapatkan apa-apa dari penambangan oleh
Freeport, baik rakyat papua maupun sumbangan terhadap perekonomian
nasional. Antara tahun 1992 hingga 2002, Freeport memproduksi 5,5 juta ton
tembaga, 828 ton perak dan 533 ton emas. Bayangkan berapa triliun
rupiah yang dibawa lari ke luar negeri setiap tahunnya. Tahun 2003
Freeport meraih untung bersih 484 juta dollar Amerika Serikat atau
naik dari tahun 2002 sebesar 398,5 juta dolar AS dan mendapatkan 484 juta
dolar AS di tahun 2001. Namun, menyumbang hanya 1,3 hingga 1,6 persen
bagi devisa negara . Apakah keuntungan yang diraup oleh Freeport
memberikan kesejahteraan rakyat papua khususnya dan indonesia secara umum?
Rakyat papua yang masih bergelimang dalam lumpur kemiskinan dan serta
kemiskinan massal yang di tahun 2005 telah mencapai 60% dari jumlah seluruh
rakyat indonesia adalah bukti bahwa Freeport tidak pernah menyumbang
kesejahteraan rakyat Indonesia. Freeport hanya akan menciptakan rakyat
semakin termarjinalkan secara ekonomi.
Kedua, Freeport telah menyumbang tercemari dan rusaknya lingkungan.
Karena proses ekplorasi dan eksploitasi Freeport berdampak buruk
terhadap ekosistem. Tak hanya kerusakan alam pada tanah Erstberg dan
Grasberg, tapi juga pencemaran lingkungan atas jalur-jalur aliran sungai.
Ekploitasi itu merusak kondisi alam dan tanah yang sebelumnya menurut
kepercayaan suku setempat dipandang sebagai area yang keramat, selain
sebagai daerah sumber kehidupan sehari-hari seperti berburu binatang bagi
keperluan makan. Sehari-hari Freeport memproduksi tidak kurang dari 250
ribu metrik ton bahan tambang, dimana hanya 3% saja yang dipakai.
Sisanya sebanyak 97% yang berbentuk Tailing menjadi sumber limbah yang
merusak. Di tahun 1996 saja ada sekitar 3,2 miliar ton limbah yang bakal
dihasilkan tambang tersebut selama beroperasinya. Dan telah memberikan
pencemaran dan linkungan, baik hutan, danau dan sungai serta kawasan tropis
seluas 11 mil persegi. Di tahun 2004 limbah Freeport mengandung
37.500 miligram seraya sungai memasuki dataran rendah dan 7500
miligram ketika sungai memasuki Laut Arafura. Praktek ini merupakan acaman
terhadap ekosistem.
Ketiga, praktek kekerasan oleh pasukan bersenjata selalu mewarnai
kasus Freeport. Kemelaratan rakyat papua ditambah dengan munculnya
aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan baik itu TNI, Polisi
ataupun sipil yang dipersenjatai. Segala bentuk perlawanan untuk
mempertahankan tanah mereka selalu terselesaikan dengan kekerasan. Peristiwa
tertembaknya warga Timika adalah contoh bahwa hanya dengan jalan
kekerasan perlawanan rakyat mampu teredusir. Tewasnya 4 aparat dijadikan
alasan bagi pemerintah untuk semakin menggebuk perlawanan rakyat. Kita
ingat Orde Baru memakai intervensi militer untuk melindungi berlangsungnya
akumulasi modal oleh Freeport. Pada masa orde baru tercatat sebanyak
sejumlah 2000 personel Kopasus dan Kostrad ditempatkan di wilayah itu di
bawah perintah langsung Presiden Soeharto, dan sebagai imbalannya
Freeport memberikan kompensasi dana 40 juta dolar Amerika. Dalam masa itu
rakyat papua menghadapi merebaknya intimidasi, penganiayaan,
pembunuhan dan penangkapan serta penghilangan warga yang melakukan
protes dengan tuduhan sebagai anggota OPM. Sepanjang dominasi orde baru
sebanyak 36 orang dinyatakan terbunuh. Hari ini komposisi kekuatan TNI
yang diturunkan di Freeport adalah Paskhas 1 SSK, Marinir 1 SSK, TNI AD 1
Batalyon, Korem 1 Unit dan dibantu Kodim Mimika. Sedangkan untuk sipil
yang dipersenjatai (Satpam) berjumlah 630 orang. Anggota Polri yang
ikut meramaikan suasana ada 1 Kompi Brimob, 1 Unit Gegana, dan Polres
Mimika. Pertanyaannya yang muncul kemudian adalah buat apa pasukan
sebanyak itu? Tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menjaga aset dan
kepentingan asing yang ada di Papua khususnya Freeport, militerisme masih
menghantui proses demokratisasi di negeri ini. Rezim masih memilih
pendekatan represif terhadap penyelesaian persoalanpersoalan yang ada di
rakyat.
Kebijakan rezim SBY-Kalla pada persoalan Freeport ternyata
tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dipraktekkan oleh Orde Baru.
Kebijakan yang masih berhaluan Neoliberalisme, kepentingan asing adalah
segala-galanya, menjaga aset-aset mereka menjadi kewajiban pemerintah.
Jika hal itu terus dilakukan maka Kesejahteraan akan semakin menjauh
dari rakyat dan represifitas akan terus mewarnai demokratisasi negeri
ini. Tidak ada jalan lain bagi rezim SBY-Kalla dengan berani memangkas
hubungan dengan kapitalis asing macam Freeport, dan lebih memberdayakan
masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdayanya. Karena selubung kejam
Neoliberalisme akan semakin meruntuhkan sendi-sendi ekonomi, sosial dan
politik rakyat Indonesia. Dan rezim SBY-Kalla harus tegas menentukan
keberpihakan mutlak hanya untuk rakyat!!
Kesatuan Aksi Mahasiswa Untag 1945 Surabaya Pro Rakyat (KAMUS PR)
menyerukan kepada segenap elemen rakyat untuk lantang meneriakkan dan
menuntut;
1. Tutup dan Usir Freeport Dari Bumi Papua
2. Usut tuntas kasus korupsi pertambangan di Indonesia
3. Stop Militerisme dan serukan Demiliterisasi di Papua
4. Tarik TNI dan Polri dari Papua
5. Usut tuntas pelanggaran HAM konflik Freeport
6. Tuntut perusakan dan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh
Freeport
Ayo Lantang Teriakkan
USIR FREEPORT DARI BUMI PAPUA
SERTA TOLAK INTERVENSI APARAT BERSENJATA
SEKARANG JUGA !!!
BANGUN PEMERINTAHAN YANG ADIL DAN SEJAHTERA SECARA EKONOMI SERTA
DEMOKRATIS SECARA SOSIAL POLITIK
HANYA UNTUK RAKYAT !!!
(0) Comments
Leave a Response