Sama halnya dengan perlawanan muncul tidak dengan tiba-tiba, perbedaan model gerakan mahasiswa pada tiap-tiap generasi yang muncul di 1974, 1978, 80an, 90an sampai dengan aksi massa 1998 dipengaruhi kondisi objektif dan kondisi subjektifnya. Disinilah letak peran penting yang dimainkan oleh yang biasa disebut dengan pers mahasiswa. Kemunculan pers mahasiswa yang paling dramatis dan merupakan capaian yang maksimal adalah di rentang tahun 80-90an. Meski tidak dipungkiri kelahiran pers di mahasiswa telah ada sejak era Orde Lama. Tapi ketika itu pers mahasiswa belum mampu menunjukkan signifikansi yang tinggi terhadap situasi dan perubahan politik. Nah, ketika NKK/BKK diberlakukan di seluruh kampus, seluruh aktivitas politik mahasiswa dibungkam, organisasi mahasiswa dibubarkan dan hanya perkumpulan hanya boleh jika telah atau sesuai dengan ‘titah’ rezim. Adanya cita-cita bahwasanya perlawanan harus disuarakan tisak kemudian menyurutkan mahasiswa untuk tetap bergerak. Maka aktivis mahasiswa pada waktu itu memilih pers sebagai alternatif praktek politiknya yang paling aman, selain banyak juga yang terjun melakukan advokasi pada kasus-kasus rakyat. Hal ini terjadi ketika aktivitas politik di kampus sudah tertutup rapat lewat NKK/BKK. Pada akhirnya gerakan mahasiswa menjadikan pers sebagai sebagai salah satu media perlawanan. Pers mahasiswa menyajikan tulisan-tulisan tajam mengenai dominasi orde baru dan kemiskinan rakyat. Media-media penerbitan dijadikan sarana untuk menyadarkan kondisi rakyat dari ‘floating mass’ dan membangun jaringan informasi kepada kawan-kawan yang ada di belahan kota yang lain. Penerbitan-penerbitan yang muncul di kampus UGM, UI, ITB dan kampus yang lain semakin memperkokoh jaringan perlawanan dan informasi baik rakyat secara keseluruhan maupun sesama mahasiswa.
Apakah pers mahasiswa berperan penting pada peristiwa reformasi 1998? Harus diakui pers mahasiswa memiliki andil terciptanya reformasi. Gegap gempita massa rakyat turun menyuarakan ketidakpercayaannya kepada rezim merupakan buktinya, selain variabel internasional, pertarungan elit kekuasaan yang tergusur dari arena dan pilihan gerakan dari mahasiswa yang terjun melakukan advokasi pada kasus-kasus rakyat. Karena bagaimanapun juga perubahan tidak lahir atas pengaruh variabel tunggal.
Sekelumit pemikiran diatas menjadikan pijakan bahwasanya media-media penerbitan mahasiswa harus tetap dijaga eksistensinya. Bahwa OPZITSII yang pernah dua kali terbit dan beredar di Untag menjadikan kami dipacu untuk segera kembali diterbitkan. OPZITSII-ONLINEjuga sebagai media wacana penyadaran bagi mahasiswa secara umum dan kader pada khususnya lewat dunia Maya.
(0) Comments
Leave a Response